Jumat, 12 September 2014

cerpen

ANAK HARIMAU


   Gempar. Pertunjukan sarkas itu terpaksa di hentikan. Seekor anak harimau belang telah mengamuk dan mencakar seorang budak. Budak itu telah di kenal pasti sebagai seorang anak Mentari yang sangat ternama dan mempunyai kedudukan yang tinggi.
    Orang ramai bertempiaran lari. Mereka bertolak-tolakan sesama sendiri untuk cepat-cepat keluar dari dewan pertunjukan itu. Jurulatih anak harimau itu sendiri menggeletar apabila anak harimau itu tiba-tiba melompat ke arah penonton dan mencakar anak menteri itu. Kayu di tangannya telah tercampak entah ke mana.
    Dalam suasana kelam kabut itu, ada penonton yang tertinggal kasut. Ada juga yang tertinggal jaket, beg plastik, makanan dan lain-lain. Namun demikian, dompet tetap dalam ingatan. Ada yang menjujung, mengapit, menggit, mengenggam, menyembunyikannya dalam baju dan melakukan berbagai cara lain. Yang pasti, mereka tidak mau kehilangan barang berharga mereka. Dalam suasana riuh rendah itu, pengumuman telah di buat. "Para penonton, tolong jangan cemas. Silakan keluar dari ruang ini sekarang. Awas, jangan lupa dompet anda."