Kamis, 02 Oktober 2014

JURNALISTIK

HARD NEWS
INCHEON, KOMPAS.com - Tim bulu tangkis beregu putri Indonesia akan memulai pertandingan pertama di Asian Games 2014 melawan tim Maladewa. Pertandingan dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (20/9/2014) di Gyeyang Gymnasium, Incheon, mulai pukul 09.00 waktu setempat.
Jika melihat kekuatan lawan, Indonesia punya peluang besar untuk menang 3-0. Pemain-pemain Indonesia unggul dari segi ranking dan pengalaman. Sebaliknya, Maladewa bukanlah negara bulu tangkis di mana pemain-pemainnya masih ada yang belum memiliki ranking.
"Kami optimistis bisa mengatasi tim Maladewa dengan kemenangan langsung 3-0. Karena dari segi materi pemain, kami lebih unggul," kata Lius Pongoh, Manajer Tim Indonesia.
Hal yang sama dituturkan Greysia Polii, pemain ganda putri andalan yang akan diturunkan pada laga ini. Greysia yang berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari ini merupakan ganda ranking 10 dunia dan telah menjuarai Thailand Terbuka Grand Prix Gold 2013 dan Taiwan Terbuka Grand Prix Gold 2014.
"Peluang kami untuk menang atas Maladewa memang besar. Laga ini akan kami manfaatkan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan pertandingan. Selain itu, kami juga bisa memanfaatkan pertandingan pertama untuk pemanasan, karena malam harinya kami akan langsung bertemu dengan tim Jepang," ujar Greysia.
Tim Maladewa hanya mengirimkan empat pemain putri yang membuat wakil mereka harus bermain rangkap. Tiga nomor tunggal akan dimainkan terlebih dahulu dan Indonesia akan menurunkan Linda Wenifanetri, Bellaetrix Manuputty, dan Hanna Ramadini. Dua nomor ganda akan diwakili Nitya/Greysia dan Suci Rizki Andini/Tiara Rosalia Nuraidah.
Tim putra Indonesia yang diunggulkan di tempat kedua mendapat bye dan langsung berlaga di babak perempat final pada Minggu (21/9/2014) melawan pemenang antara Thailand atau Taiwan.

 SOFT NEWS

"Soft Tennis", Beregu Putra Berpeluang Rebut Emas

JAKARTA, KOMPAS — Tim soft tennis Indonesia mengandalkan nomor beregu putra untuk merebut satu emas dalam Asian Games Incheon, Korea Selatan, 19 September-4 Oktober. Kemampuan merata dari empat atlet senior putra menjadi keunggulan pada nomor tersebut. Pelatih pemusatan latihan nasional soft tennis putra Ferly Montolalu menuturkan, empat atlet putra mampu diandalkan berkat pengalaman sebelumnya sebagai petenis berprestasi. Mereka adalah Prima Simpatiaji, Edi Kusdaryanto, Hendri Susilo Pramono, dan Ferdy Fauzi. "Mereka berempat berumur lebih dari 30 tahun dan pernah meraih medali di SEA Games untuk tenis lapangan. Mereka paham apa yang harus dilakukan di lapangan sambil terus menyesuaikan teknik agar efektif dalam soft tennis," ucap Ferly di sela-sela latihan, di Senayan, Jakarta, Rabu (3/9).
Pada nomor beregu, Prima, Edi, Hendri, dan Ferdy akan berperan sebagai pemain ganda. Nomor tunggal akan dipercayakan kepada Fernando Sanger, pemain termuda dalam tim yang masih berusia 17 tahun.
Nomor beregu akan dimainkan dengan format dua partai ganda dan satu tunggal.
Di putri, Indonesia hanya mengirimkan dua atlet, yakni Maya Rosa dan Dwi Rahayu Pitri. Mereka akan bermain di tunggal putri dan ganda campuran.
Selain beregu, atlet putra juga akan tampil dalam nomor perorangan, yaitu tunggal dan ganda putra. Edi dan Hendri akan diandalkan di tunggal putra. Untuk ganda, Hendri akan berpasangan dengan Ferdy, sementara Prima bersama Edi.
Ferly mengatakan, persiapan tim sudah lebih baik seusai uji coba lewat turnamen internasional Piala Korea di Sunchang dan Incheon, Korea Selatan, akhir Agustus.
Hasilnya, dikatakan Ferly, sudah sesuai target tim pelatih. Indonesia membawa pulang tiga perak, yaitu dari Prima (tunggal putra), Hendri/Ferdy (ganda putra), dan Dwi/Julia Sanger (ganda putri). Edi dan Ferdy juga menyumbang perunggu dari tunggal putra.
Mengingat pertandingan soft tennis dilaksanakan pada 29 Agustus-4 September, atlet memiliki sisa waktu persiapan lebih dari tiga pekan di Indonesia. Ferly mengatakan, waktu tersebut dimanfaatkan hanya untuk merawat teknik dan stamina serta mengasah taktik bertanding.
Pelatih putri Gularso Muljadi menambahkan, porsi latihan sudah didominasi simulasi permainan. ”Karena waktu sudah mepet, latihan fisik diturunkan,” ucap Gularso.
Edi mengatakan, pesaing terberat berasal dari Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan. (A03)

OPINI

 KOMPAS.com - Setiap bangsa punya pilihan: melahirkan atlet bermedali emas atau perenang yang tak pernah menyentuh air; melahirkan sarjana yang tahu ke mana langkah dibawa atau sekadar membawa ijazah.
Tak termungkiri, negeri ini butuh lebih banyak orang yang bisa membuat ketimbang pandai berdebat, bertindak dalam karya ketimbang hanya protes. Tak banyak yang menyadari universitas hebat bukan hanya diukur dari jumlah publikasinya, melainkan juga dari jumlah paten dan impak pada komunitasnya.
Pendidikan kita masih berkutat di seputar kertas. Kita baru mahir memindahkan pengetahuan dari buku teks ke lembar demi lembar kertas: makalah, karya ilmiah, skripsi, atau tesis. Kita belum menanamnya dalam tindakan pada memori otot, myelin.
Seorang mahasiswa dapat nilai A dalam kelas pemasaran bukan karena dia bisa menerapkan ilmu itu ke dalam hidupnya, minimal memasarkan dirinya, atau memasarkan produk orang lain, melainkan karena ia sudah bisa menulis ulang isi buku ke lembar-lembar kertas ujian.
Pendidikan tinggi sebenarnya bisa dibagi dalam dua kelompok besar: dasar dan terapan. Pendi- dikan dasar itulah yang kita kenal sejak di SD: matematika, kimia, biologi, fisika, ekonomi, sosiologi, dan psikologi. Terapannya bisa berkembang menjadi ilmu kedokteran, teknik sipil, ilmu komputer, manajemen, desain, perhotelan, dan seterusnya.
Kedua ilmu itu sangat dibutuhkan bangsa memajukan peradaban. Namun, investasi untuk membangun ilmu dasar amat besar, membutuhkan tradisi riset dan sumber daya manusia bermutu tinggi. Siapa menguasai ilmu dasar ibaratnya mampu menguasai dunia dengan universitas yang menarik ilmuwan terbaik lintas bangsa. Negara-negara yang berambisi menguasainya punya kebijakan imigrasi yang khas dan didukung pusat keuangan dan inovasi progresif.
Dengan bekal ilmu dasar yang kuat, bangsa besar membentuk ilmu terapan. Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris adalah negara yang dibangun dengan keduanya. Namun, sebagian negara di Eropa dan Asia memilih jalan lebih realistis: fokus pada studi ilmu terapan. Swiss fokus dengan ilmu terapan dalam bidang manajemen perhotelan, kuliner, dan arloji. Thailand dengan ilmu terapan pariwisata dan pertanian. Jepang dengan elektronika. Singapura dalam industri jasa keuangannya.
Tentu terjadi pergulatan besar agar ilmu terapan dapat benar- benar diterapkan. Pada mulanya ilmu terapan dikembangkan di perguruan tinggi untuk mendapat dana riset dan menjembatani teori dengan praktik. Akan tetapi, mindset para ilmuwan tetaplah ilmu dasar yang penekanannya ada pada metodologi dan statistik untuk mencari kebenaran ilmiah yang buntutnya ialah publikasi ilmiah.
Melalui pergulatan besar, program studi terapan berhasil keluar dari perangkap ilmu dasar. Ilmu Komputer keluar dari Fakultas Matematika dan Manajemen menjadi Sekolah Bisnis. Dari lulusan dengan ”keterampilan kertas”, mereka masuk pada karya akhir berupa aplikasi, portofolio, mock up, desain, dan laporan pemecahan masalah.
Metodologi dipakai, tetapi validitas eksternal (impak dan aplikasi) diutamakan. Hanya pada program doktoral metodologi riset yang kuat diterapkan. Itu pun banyak ilmuwan terapan yang meminjam ilmu dasar atau ilmu terapan lain sehingga terbentuk program multidisiplin seperti arsitektur yang dijodohkan dengan antropologi atau arkeologi, akuntansi dengan ilmu keuangan.
FAKTA
Fakta Brasil Versus Cile

KOMPAS.com - Brasil dan Cile akan bertarung di babak perdelapan final Piala Dunia 2014, Sabtu (28/6/2014), di Estadio Mineirao, Belo Horizonte. Dua negara Amerika Selatan ini akan memperebutkan satu tiket menuju perempat final untuk menghadapi pemenang antara Kolombia dan Uruguay.
Sebelum mengikuti dan mengetahui hasil pertandingan yang akan dimainkan pada pukul 23.00 WIB, ada baiknya kita melihat beberapa fakta mengenai kedua tim:
- Brasil memenangi tiga pertemuan terdahulu di ajang Piala Dunia melawan Cile. Semua pertandingan itu terjadi di babak knock-out, masing-masing pada putaran kedua di tahun 2010, putaran kedua pada 1998 dan semifinal pada tahun 1962.
- Brasil mencetak dua gol atau lebih dalam sembilan pertemuan terakhir dengan Cile, dengan total 32 gol.
- Cile sudah kebobolan 11 gol dalam tiga pertemuan dengan Brasil di Piala Dunia.
- Eduardo Vargas mencetak gol dalam dua penampilannya yang terakhir bersama Cile ketika melawan Brasil, termasuk sebuah gol di Belo Horizonte pada April 2013.
- Neymar membuat angka cantik di Piala Dunia 2014 ini karena mencetak gol ke-100 Piala Dunia dalam pertandingan ke-100 Brasil (gol pertamanya ke gawang Kamerun di penyisihan Grup A).
- Neymar kini sudah mencetak empat gol dalam tiga pertandingan Piala Dunia 2014, dan merupakan yang kedelapan dalam enam penampilan terakhir bersama Brasil.
- Empat dari lima gol Cile di Piala Dunia 2014 dicetak setelah paruh pertama.
- Cile selalu kalah di putaran kedua pada dua pertandingan terakhir di Piala Dunia, dan semuanya diderita dari Brasil (0-3 pada 2010 dan 1-4 pada 1998).
- Brasil memenangi lima pertandingan terakhir di putaran kedua Piala Dunia, mencetak 13 gol dan empat kali clean sheet alias tidak kebobolan.
- Terakhir kali Brasil kalah di putaran kedua Piala Dunia terjadi pada 1990, ketika kalah 0-1 dari rival abadinya yang juga sesama tim Amerika Selatan, Argentina.
- Secara keseluruhan, Brasil hanya satu kali kalah dalam 10 pertandingan terakhir di Piala Dunia melawan sesama tim Amerika Selatan. Sisanya, Selecao meraih delapan kemenangan dan satu kali imbang.
- Cile selalu kalah dalam empat pertandingan terakhir di Piala Dunia melawan sesama tim Amerika Selatan, meskipun tiga di antaranya selalu dari Brasil.
- Cile tidak pernah mengalahkan Brasil di tanah Brasil, kalah 20 kali serta enam kali imbang.
- Brasil saat ini tidak terkalahkan dalam 40 pertandingan secara berturut-turut jika bermain di negaranya. Kekalahan terakhir diderita ketika melawan Paraguay (0-1) dalam pertandingan persahabatan pada Agustus 2002.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar